Rabu, 29 Mei 2013

Hubungan Interpersonal - Tulisan 2


HUBUNGAN INTERPERSONAL 


a. Model-Model Hubungan Interpersonal 

Hubungan interpersonal memiliki pengertian yang berbeda tergantung dari sudut mana individu memandangnya. Ada empat buah model yang dapat digunakan untuk menganalisa hubungan interpersonal menurut Colleman dan Hammet (Rakhinat, 1991), meliputi :

a. Model Pertukaran Sosial (Social Exchange Model)

Model ini mendefinisikan hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang yang akan memberikan keuntungan bagi individu. Model ini mendorong individu memikirkan setiap keuntungan dan kerugian dari hubungan yang terjalin. Individu yang merasa tidak memperoleh keuntunganm sama sekali maka ia berusaha mencari hubungan yang lain yang memberinya keuntungan. Keuntungan dan kerugian ini dinilai berdasarkan tingkat perbandingan sebagai pengalaman masa lalu atau alternatif hubungan lain yang terbuka baginya.

b. Model Peranan (Role Model)

Hubungan interpersonal adalah oanggung sandiwara yang setiap orang harus memainkan perananya sesuai "naskah" yang dibuat masyarakat. Hubungan ini akan berkembang bila individu bertindak sesuai kewajiban atau tugas yang berkaitan dengan posisi tertentu, desakan sosial yang memaksa individu untuk memenuhi peranannya, kemampuan memerankan peranan tertentu, serta mampu menghindari konflik peranan bila individu tidak sanggup mempertemukan berbagai peranan yang kontradiktif

c. Model Permainan (Role Play Model)

Orang-orang yang berhubungan dengan bermacam-macam permainan. Yang mendasari permainan adalah tiga kepribadian manusia yaitu orang tua, orang dewasa, dan anak-anak. Kita menampilkan salah satu aspek kepribadian kita(orang tua, orang dewasa, anak-anak) dan orang lain membalasnya dengan salah satu aspek tersebut juga.

d. Model Interaksional

Memandang hubungan interpersonal sebagai suatu sistem. Semua sistem terdiri dari subsistem-subsistem yang saling tergantung dan bertindak bersama sebagai suatu kesatuan. Hubungan interpersonal dapat dipandang sebagai sistem dengan sifat-sifatnya. Setiap hubungan interpersonal harus dilihat dari tujuan bersama, metode komunikasi, ekspetasi dan pelaksanaan peranan, serta permainan yang dilakukan. Menggabungkan model pertukaran, peranan, dan permainan. 

b. Memulai Hubungan

Menurut Reis dan Patrick (1966 dalam Hewstone, Fincham dan Foster, 2005), orang akan mengidentifikasi hubungan yang menyenangkan  ketika:

a. Caring 

kita merasa orang lain cinta dan perhatian pada kita. Kita merasa senang jika teman sebaya kita memberikan perhatian kepada kita. Apabila kita engalami kesusahan dan teman kita berempati maka kita pasti akan merasa nyaman berteman dengan mereka.

b. Understanding

orang lain memahami kita. Hubungan yang menyenangkan akan terjadi apabila kita bisa saling memahami satu sama lain. Contohnya adalah ketika teman kita sedang berada di dituasi yang tidak mengenakan, kita harus memahaminya dengan cara tidak membuat suasana menjadi semakin runyam.

c. Validating 

orang lain menunjukkan penerimaannya pada kita. Contohnya adalah kita merasa nyaman berteman dengan teman kita karena memberikan respon terhadap apa yang kita lakukan dan menerima segala kelebihan dan kekurangan kita. 

tahap-tahap hubungan interpersonal :

Menurut Knapp, siklus hubungan terbagi menjadi :

1. Tahap Memulai (Initiating)

Merupakan usaha-usaha yang sangat awal yang kita lakukan dalam percakapan dengan seseorang yang baru kita kenal. Seperti contohnya ketika ingin berkenalan dengan teman baru, kita menanyakan namanya dan bagaimana kabarnya.

2. Tahap Penjajagan (Experimenting)

Merupakan fase dimana kita mencoba topik-topik percakapan untuk mengenal satu sama lain. Misalnya kita berbasa-basi dengan teman yang baru kita kenal. Ini bertujuan agar bisa mengetahui pribadi masing-masing.

3. Penggiatan (Intensifying)

Menandai awal keintiman, berbagai informasi pribadi dan awal informalitas yang lebih bedsar. Dalam fase ini seseorang sudah mulai menceritakan masalah pribadinya dan sudah mulai terbuka kepada temannya.

4. Pengintegrasian (Integrating)

Terjadi bila dua orang mulai menganggap diri mereka sebagai pasangan. Kedua secara aktif memupuk semua minat, sikap dam kualitas yang tampaknya membuat mereka unik sebagai pasangan. 

5. Pengikatan (Bounding)

adalah tahap yang lebih formal atau ritualistic, bisa berbentuk pertunangan atau perkawinan, namun "berhubungan tetap" juga merupakan suaut bentuk pengikatan. 

c. Intimacy dan Hubungan Pribadi  

Menurut Sternberg (1993) berpendapat bahwa suatu hubungan intim adalah sebuah ikatan emosional antara dua individu yang didasari oleh kesejahteraan satu sama lain, keinginan untuk memperlihatkan pribadi masing-masing yang terkadang lebih bersifat sensitif serta saling berbagi kegemaran dan aktivitas yang sama.

Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan intimasi sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian seseorang untuk mengekspresikan akan kebutuhannya terhadap orang lain.  Intimasi juga adalah salah satu atribut yang paling menonkol dalam suatu hubungan intim daripada hubungan pribadi yang lain. 

Keintiman (Intimacy) sangat berkaitan dengan derajat kecintaan, kepercayaan, kepuasan, tanggung jawab dan pengertian pasanagan dalam hubungan yang dekat. Keintiman juga memberikan sumbangan besar dalam memenuhi kebutuhan individu dan keintiman itu pun memberikan efek positif pada kebaikan pasangan dalam suatu hubungan pertemanan (Prager & Buhrmester).

Hubungan pribadi atau yang sering digambarkan sebagai hubungan cinta antara dua orang. Cinta yang lengkap dan didambakan oleh banyak pasangan menurut Sternberg dalam model cintanya yaitu Consumate Love atau cinta yang didalamnya terdapat unsur Intimacy, Commitmen, dan Passion. Ketika dua orang dalam suatu hubungan pribadi yang hubungan nya penuh dengan gairah, kedekatan dan komitmen yang kuat maka hubungan tersebut sempurna. Tidak semua orang bisa merasakan Consumate Love, terkadang hanya terdiri dari passion dan intimacy saja tanpa komitmen atau bahkan hanya Passion saja tanpa Intimacy dan Komitmen.

d. Intimacy dan Pertumbuhan 

Menurut Havighrust (dalam Hurlock, 1999) dewasa dini memiliki tugas perkembangan sebagai berikut:
  • Mulai bekerja, 
  • Memilih pasangan
  • Belajar hidup dengan tunangan 
  • Mulai membina keluarga
  • Mengasuh anak 
  • Mengelola rumah tangga
  • Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara
Intimacy sangat berhubungan dengan pertumbuhan seseorang di tahap dewasa awal. Erikson mengatakan bahwa tahap perkembangan psikososial dewasa awal adalah intimacy vs. isolation , sebagai salah satu tugas yang penting bagi dewasa dini (dalam Papalia,2004). Intimacy akan muncul saat seseorang sudah mencapai atau menemukan cara untuk membentuk dan mempertahankan identitas secara menetap, yang dilakukan dalam masa rema. Intimacy merupakan kemampuan seseorang untuk menyatukan identitas diri yang sudah ditemukan di masa remaja dengan identitas diri orang lain (Feist &Feist, 2002), Erikson menggambarkan intimacy sebagai sebuah proses menemukan identitas diri dan juga kehilangan identitas diri pada orang lain (dalam Santrock, 1998). Intimacy pada dewasa dini dapat ditemukan melalui hubungan intim yang dibentuk dengan pasangan romantisnya (pacar, suami atau istri) dan juga dengan sahabat (Papalia, 2004).

Individu dewasa dini yang tidak berhasil melaksanakan tugas psikososialnya, dalam menyatukan identitas diri sendiri dengan identitas diri oran glain melalui intimacy akan mengalami isolasi. Isolasi merupakan keadaan individu yang tidak memiliki kemampuan untuk menyatukan identitas diri sendiri dengan identitas diri orang lain melalui intimacy yang sebenarnya (Erikson dalam Feist &Feist, 2001). 

Pada saat individu dewasa dini berhasil membentuk hubungan intim yang sehat dengan orang lain, Intimacy akan tercapai, jika sebaliknya maka ia akan terisolasi. 



Daftar Pustaka :

http://adelia-gustitia-fpsi12.web.unair.ac.id/artikel_detail-62548-Psikoloi%20Umum%20I-Hubungan%20Interpersonal.html
http://arsip.uii.ac.id/files//2012/08/05.2-bab-2137.pdf
repository.usu.ac.id/bitstream/.../3/Chapter%20II.pdf



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar