Sabtu, 29 Juni 2013

Rangkuman Kesehatan Mental Tugas 1, 2 dan 3.

Konsep Sehat- Kesehatan mental menurut UU No. 3/1961 adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain. 
 
Budaya barat dan Timur ternyata memiliki perbedaan yang mendasar mengenai konsep sehat-sakit. Perbedaan ini mempengaruhi sistem pengobatan di kedua kebudayaan. Akibatnya. pandangan mengenai kesehatan mental juga berbeda. Barat memandang kesehatan bersifat dualistik melihat tubuh manusia sebagai mesin dan dipengaruhi oleh dominasi media. Sementara Timur lebih bersifat holistik, melihat kesehatan secara menyeluruh, saling mengait sehingga mempengaruhi cara-cara penanganan terhadap penyakit. 
 
Sejarah Kesehatan Mental - Sejarah kesehatan mental tidaklah sejelas sejarah ilmu kedokteran. Terutama karena masalah mental bukan merupakan masalah fisik yang dapat dengan mudah diamati dan terlihat. Orang dengan gangguan kesehatan mental sering kali tidak terdeteksi, sekalipun oleh anggota keluarganya sendiri. Hal ini lebih karena sehari-hari hidup bersama sehingga tingkah laku yang mengindikasikan gangguan mental dianggap hal biasa, bukan sebagai gangguan.

Pendekatan Kesehatan Mental- Orientasi klasik, biasanya digunakan dalam kedokteran termasuk psikiatri mengartikan sehat sebagai kondisi tanpa keluhan, baik fisik maupun mental. Orang sehat adalah orang yang tidak memiliki keluhan tentang keadaan fisik dan mentalnya. 

Orientasi Penyesuaian diri, pengertian sehat mental tidak dapat dilepasankan dari konteks lingkungan tempat individu hidup. Oleh karena itu kaitannya dengan standar norma lingkungan terutama norma sosial dan budaya, kita tidak dapat menentukkan sehat atau tidaknya mental seseorang dari kondisi kejiwaan semata. 

Orientasi pengembangan potensi, seseorang dikatakan mencapai taraf kesehatan jiwa, bila ia mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan potensialitasnya menuju kedewasaan, ia bisa dihargai oleh orang laindan dirinya sendiri. 

Teori Kepribadian Sehat -  Kepribadian adalah alih bahasa dari personality, berasal dari kata persona, artinya topeng atau kedok. Alat ini biasanya dipakai pemain sandiwara, disesuaikan peran yang dimainkan. Istilah personality sering disamakan dengan character atau watak maupun tipe.
 
Mahzab 1 dalam aliran psikoanalisa mengatakan bahwa psikologi adalah kesadaran orang normal, dewasa dan beradab. Anggapan Freud (dalam Sumadi Suryabrata, 1982), kesadaran itu hanya sebagian kecil dari kehidupan psikis. Freud mengumpamakan psikis sebagai gunung es yang berada di lautan yang menggambarkan alam tidak sadar lebih luas dibandingkan alam sadar.
 
Mahzab 2 dalam aliran behaviorisme, bercorak lebih mekanistik dan kuantitatif, juga relatif memiliki cara pandang yang sama terhadap sehat dan sakit. Individu yang sehat bila masih bisa menjalankan fungsi sehari-hari dengan baik, kalau perilakunya masih sesuai dengan realita.
     
Mahzab 3 dalam aliran Humanistik, timbul kesadaran bahwa pengertian berdasarkan cara pandang tradisional tersebut memiliki keterbatasan. Fenomena-fenomena yang terjadi pada perilaku individu memberikan gambaran yang semakin jelas dan tajam mengenai keterbatasan cara pandang tradisional tersebut. (Siswanto, 2007)

G.W Allport , kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisis yang menentukkan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan, dalam Sumadi Suryabrata (1982). Dalam batasan ini ditekankan pada individualitas yang khas/unik benar-benar dengan cara menyesuaikan diri terhadap lingkungan fisiologis dan lingkungan psikologis.

Carl Rogers, Kunci utama dalam pandangan Rogers adlah bahwa orang cenderung berkembang ke arah positif dengan kata lain, mereka akan memenuhi potensi mereka kecuali kalau mereka mengalami rintangan. Pemikiran ini dapat ditelusuri sampai ke filsuf politik Prancis abad ke-18, Jean Jacques Rousseau, yang percaya bahwa semua orang pada dasarnya adalah baik.

Abraham Maslow, membagi kebutuhan organisme menjadi dua kategori. Pertama, mengidentifikasi beberapa kategori kebutuhan defisiensi kebutuhan yang penting dalam pertahanan hidup. Kebutuhan fisiologis adlah kebutuhan biologis utama seperti makanan, air, seks, dan tempat tinggal. 

Erich Fromm, mengatakan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Berdasarkan pendapat tersebut maka salah satu ciri pribadi yang sehat berarti adanya kemampuan untuk hidup dalam masyarakat sosial. Kepribadian sehat menurutnya adalah penyesuaian diri seseorang dalam masyarakat, merupakan kompromi antara kebutuhan-kebutuhan batin dan tuntutan dari luar, dan seseorang menerapkan karaktersosial untuk memenuhi harapan masyarakat. 

Pengertian Stress- stress harus dibedakan dengan stresor. Stresor adalah sesuatu yang menyebabkan stres. Stres itu sendiri adalah akibat dari interaksi (timbal-balik) antara rangsangan lingkungan dan respon individu. Terjadinya stres tergantung pada stresor dan tanggapan seseorang terhadap stresor tersebut. Lingkungan fisik bisa menjadi stresor, seperti suhu panas dan dingin, perubahan cuaca, cahaya terlalu gelap atau terang, suara terlalu bising dan polusi merupakan sumberpotensial pada stresor.

General Adaptation Syndrom (GAS)- Teori ini dikenalkan oleh Selye. Teori ini membantu dan memahami rekasi individu terhadap stres. Ia berpendapat bahwa tubuh berekasi sama ketika menghadapi stres, tidak peduli apapun jenis stresornya. Tipe-tipe stres adalah frustasi, konflik,tekanan, dan kecemasan.

Symptom Reducing Responses terhadap Stres- Berhubungan dengan pertahan diri (defence mechanism). Pertahanan diri ada yang bersifat positif dan ada pula yang negatif ;
1. Kompensasi - mengganti kerugian, mengisi kekurangan. Bentuk kompensasi adalah kompensasi langsung, kompensasi tidak langsung dan kompensasi berlebihan.
2. Sublimasi - memperhalus atau memperindah. Menyalurkan dorongan-dorongan yang bersifat egoistis, nafsu-nafsu animal dan dorongan yang kurang sehat. 
3. Melamun- menghindari problem ke alam khayalan. Seolah-olah ia melakukan apa yang ia inginkan , ia telah merasa mendapat sukses.
4. Rasionalisasi, masuk akal. Mengisi kekurangan dengan menutup kesalahan/ rintangan. Hal yang tidak masuk akal dengan alasan-alasan diubah menjadi masuk akal agar dapat memuaskan harga dirinya, serta diakui oleh masyarakat.
5. Identifikasi - hampir sama dengan meniru, menyamakan dengan orang sukses padahal ia telah mengalami kegagalan.
6. Proyeksi - melemparkan kesalahan kepada orang lain
7. Regresi- kembali ke masa primitif, dan diperhatikan oleh orangtuanya.
8. Represi- menghilangkan kekecewaan dengan jalan melupakannya.
9. Displacement- menghilangkan kesusahan dengan memindahkan pada objek lain.
10. Fiksasi- menghilangkan kekecewaan dengan cara membatasi tingkah laku tertentu yang memberi keamanan.

Pendekatan Problem Solving- Biofeedback adalah suatu tekhnik untuk mengetahui bagian-bagian tubuh mana yang terken astres dan kemudian belajar untuk menguasainya. Gunanya sebagai feedback atau umpan balik terhadap bagian tubuh tertentu. Relaksasi adalah tekhnik paling efektif untuk menyembuhkan stres. Tekhniknya dengan mengendurkan otot-otot seluruh tubuh kemudia pengenduran dilakukan pada bagian-bagian tubuh yang sering mengalami stres. 

Koping- adalah pengatasan dan penanggulangan. Sering disamakan dengan adjustment (penyesuaian diri). Sering dimaknai sebagai cara untuk memecahkan masalah (problem solving). Jenis-jenis koping menurut Harber dan Runyon (1984) yaitu :
  1. Penalaran : yaitu penggunaan kemampuan kognitif untuk mengeksplorasi berbagai macam alternatif pemecahan masalah dan kemudian memilih salah satu alternatif yang dianggap paling menguntungkan.
  2. Objektivitas : kemampuan untuk membedakan antara komponen-komponen emosional dan logis dalam pemikiran, penalaran maupun tingkah laku.
  3. Konsentrasi : kemampuan untuk memusatkan perhatian secara penuh pada persoalan yang sedang dihadapi.
  4. Humor : kemampuan untuk melihat segi yang lucu dari persoalan yang sedang dihadapi
  5. Supresi: kemampuan untuk menekan reaksi yang mendadak terhadap situasi yang ada sehingga memberikan cukup wajtu untuk menyadari dan memberikan reaksi yang lebih konstruktif
  6. Toleransi : kemampuan dalam memahami bahwa dalam banyak hal dalam kehidupan yang tidak jelas dan oleh karenanya perlu memberikan ruang bagi ketidakjelasan tsb
  7. Empati : kemampuan melihat sesuatu dari pandangan orang lain.
Pertumbuhan Personal- pertumbuhan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang normal. Tidak selamanya individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri, karena kadang-kadang ada rintangan-rintangan tertentu yang menyebabkan tidak berhasil melakukan penyesuaian diri. Shekdon mengungkapkan bahwa terdapat korelasi yang tinggi antara tipe-tipe bentuk tubuh dan tipe-tipe temperamen.

Carl Roger menyebutkan 3 aspek yang memfasilitasi pertumbuhan personal dalam suatu hubungan :
1. Keikhlasan kemampuan untuk menyadari perasaan sendiri atau menyadari kenyataan.
2. Menghormati keterpisahan dari orang lain tanpa kecuali, dan
3. Keinginan yang terus-menerus untuk memahami atau berempati terhadap orang lain.

Hubungan Interpersonal- pengertian hubungan interpesonal berbeda tergantung dari sudut mana memandangnya. Ada 4 buah model menurut Colleman dan Hammet :
  • Model Pertukaran sosial (Social Exchange Model) : hubungan interpesonal sebagai suatu transaksi dagang yang akan memberikan keuntungan bagi individu.
  • Model Peranan (Role Model) : panggung sandiwara yang setiap orang harus memainkan peranannya sesuai naskah yang dibuat masyarakat.
  • Model Permainan (Role Play Model) : Kita menampilakn salah satu dari tiga kepribadian yaitu orang dewasa, orangtua, dan anak=anak dan orang lain membalasnya dengan salah satu aspek tersebut juga.
  • Model Interaksional : hubungan interpersonal adalah suatu sistem. 
Menurut Reis dan Patrick (1966 dalam Hewstone, Fincham dan Foster, 2005) orang mengidentifikasi hubungan yang menyenangkan ketika :
  1. Perhatian
  2. Mengerti/memahami
  3. Menunjukan penerimaanya pada kita
Intimacy dalam hubungan Pribadi, menurut Sternberg bahwa suatu hubungan intim adalah sebuah ikatan emosional antara dua individu yang didasari oleh kesejahteraan satu sama lain, leinginan untuk memperlihatkan pribadi masing-masing yang terkadang lebih bersifat sensitif serta saling berbagi kegemaran dan aktivitas yang sama. 

Intimacy dan Pertumbuhan, menurut Havighurst dewasa dini memiliki tugas perkembangan sebagai berikut,
  • mulai bekerja
  • memilih pasangan 
  • belajar hidup dengan tunangan
  • mulai membina keluarga
  • mengasuh anak
  • mengelola rumah tangga
  • mengambil tanggung jawab sebagai warga negara. 
Cinta dan Perkawinan- Perkawinan atau dalam arti pernikahan adalah uapcara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau dilaksanakan oleh dua orang dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan secara norma agama, norma hukum, dan norma sosial. 

Bagaimana memilih pasangan? para pemuka agama menyarankan agar memilih pasangan yang seiman, sehat dan belum pernah menikah sebelumya.

Dalam seluk beluk membina keluarga, setriap objek yang berpasangan adalah objek yang sama-sama belajar. Belajar dalam arti belajar menjadi dewasa, menjadi arif, menjadi bijaksana, menjadi paham. Harus bisa saling mengerti pasangan dan saling melengkapi pasangan. Tidak boleh ada keegoisan yang bisa menimbulkan perselisihan dan ada juga yang sampai berakhir perceraian.

Perceraian adalah terputusnya tali hubungan antara suami dan istri yang dalam hal ini disebut cerai hidup karena masing-masing saling gagal mempertahankan keluarga. Pernikahan kembali adalah menikah setelah bercerai dengan pasangan sebelumnya secara sah di mata negara dan agama. 

Single life- Lajang bukanlah suatu kejelekan. Kebanyakan orang menilai lajang adalah suatu aib dan ketidak beruntungan seseorang. Padahal banyak para single life menjadi pengusaha muda yang sukses dan malah lebih fokus dalam meraih tujuan yang sebenar-benarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar