Senin, 29 April 2013

Tulisan 2: Pengertian Stres

Pengertian Stress




 
(image from:  http://www.surelifehypnotherapy.co.uk/hypnotherapy-and-you/stress-anxiety)

Pada tingkat tertentu sebenarnya kita memerlukan stress. Stress yang optimal akan membuat motivasi menjadi tinggi, orang menjadi lebih bergairah, daya tangkap dan persepsi menjadi tajam, menjadi tenang, dan lain-lain. Adapun stress yang terlalu rendah akan mengakibatkan kebosanan, motivasi menjadi turun sering bolos, dan mengalami kelesuan. Sebaliknya stress yang terlalu tinggi mengakibatkan insomnia, lekas marah, meningkatnya kesalahan, kebimbangan, dan lain-lain. 

Stres juga harus dibedakan dengan stresor. Stresor adalah sesuatu yang menyebabkan stres. Stres itu sendiri adalah akibat dari interaksi(timbal-balik) antara rangsangan lingkungan dan respons individu. 

Terjadinya stres tergantung pada stresor dan tanggapan seseorang terhadap stresor tersebut. Stresor meliputi berbagai hal. Lingkungan fisik bisa menjadi sumber stresor, seperti suhu yang terlalu panas atau dingin, perubahan cuaca, cahaya yang terlalu terang atau gelap, suara yang terlalu bising dan polusi merupakan sumber-sumber potensial yang bisa menjadi stresor. Kepadatan juga bisa mengakibatkan stres. Penduduk yang tinggal di kampung-kampung yang kumuh yang biasanya membagi ruang geraknya dengan banyak orang lain, cenderung lebih mudah meledak dibanding dengan penduduk yang tinggal di area yang kurang padat.(Siswanto. 2007. Kesehatan Mental: Konsep, Cakupan, dan Perkembangan)

General Adaptation Syndrom (GAS)

Teori Sindrom Adaptasi Umum ini dikenalkan oleh Selye. Meskipun teorinya bersifat umum,, tapi teori ini cukup membantu untuk memahami reaksi individu terhadap stres. Selye berpendapat bahwa tubuh berekasi secara sama ketika menghadapi stres, tidak peduli apapun jenis stresornya. Jadi dengan kata lain reaksi pertahanan fisiologis yang dilakukan oleh tubuh ketika menghadapi stresor merupakan pola-pola reaksi yang universal/sama pada setiap orang. Reaksi pertahanan fisiologis ini bertujuan untuk melindungi organisme dan menjaga integritasnya supaya organisme tersebut tetap survive. Asumsi kedua yang dikemukakannya, bila stres berlangsung dalam jangka waktu yang lama sehingga reaksi pertahanan fisiologis juga berlangsung dalam waktu lama dan bahkan mengalami peningkatam, maka ini akan mengakibatkan terjadinya "penyakit adaptasi", yaitu penyakit atau gangguan yang terjadi sebagai akibat atau harga dari adaptasi yang dilakukan terhadap stres yang berkepanjangan tersebut. 

Tubuh memiliki tingkat resistensi normal, yaitu tingkat resistensi ketika tubuh dalam kondisi biasa (tidak menghadapi stres). Pada saat menghadapi stres tingkat resistensi ini  mengalami perubahan dengan tujuan agar mampu beradaptasi dengan stres yang dialami.

Bila stres berlangsung secara terus menerus karena stresornya tetap eksis, maka tingkat resistensi tubuh akan mengalami peningkatan di atas tingkat yang normal dengan tujuan untuk melakukan adaptasi terhadap stresor tersebut sehingga individunya bisa berfungsi dengan optimal. (Siswanto. 2007. Kesehatan Mental: Konsep, Cakupan dan Perkembangannya. Yogyakarta: Penerbit ANDI. 51-54)

Tipe-Tipe Stres  
  1. Frustrasi :  Frustration atau frustasi lazim disebut pula frustasi . Artinya, hambatan, kegagalan, rintangan,. Definisi menurut Katz B, and Lehner G.F.J., Frustration has been defined: as the blocking of a desire or needFrustrasi merupakan rintangan terhadap dorongan atau kebutuhan, dorongan manusia yang banyak sekali jumlahnya, sudah selayaknyalah bahwa semua itu tidak dapat dipenuhi secara bersama-sama, ada pula yang tidak dapat dipenuhi secara wajar. Abe Arkoff juga memberi definisi sebagai berikut :   
    Frustation is a process which our behaviour is blocked. Bahwa frustasi itu suatu proses dimana tingkah laku kita terhalang. Oleh karena kebutuhan, manusia bertindak atau berbuat atau bertingkah laku untuk mencapai tujuan yaitu melayani kebutuhan yang sesuai dengan dorongan. Selain itu Arkoff menambahkan lagi:
    Frustration is as the state of feeling which accompanied the thwartin. Frustrasi itu suatu keadaan perasaan yang disertai proses rintangan.
    Kebutuhan atau dorongan manusia yang bersifat fundamental  itu menimbulkan ia bertingkah laku/berbuat dalam bentuk apapun untuk mencapai tujuan sering mendapat halangan atau kekecewaan. Maka dapat dikatakan, bahwa dalam mengalami frustrasi sangat tergantung pada tanggapan masing-masing terhadap situasi atau keadaan dan cara-cara mengekpresikan frustrasi itu. Misalnya sesuatu keadaan atau situasi membuat dua orang sama-sama mengalami frustrasi, sebenrarnya mereka mempunyai dasar pengalaman yang berbeda sehingga tingkah laku mereka selanjutnyapun akan berbeda. Perasaan-perasaan frustrasi itu bermacam-macam kualitas dan kuantitasnya. Jarak dan dalamnya suatu keputus-asaan, kemarahan ataupun kasih sayang kadang-kadang merupakan peristiwa yang menyenangkan serta membantu memberi kekuatan dan memberikan rangsang.

  2. Konflik
    Konflik (conflict) disebut pula pertentangan batin. Abe Arkoff dalam bukunya menjelaskan A conflict involves a competition among several patterns oh behaviour. 

    Konflik suatu persaingan antara berbagai pola-pola perbuatan selain itu:
    Conflict is as a state feeling accompanying tghe processof conflict. Konflik sebagai suatu keadaan perasaan yang disertai proses pertentangan. Sebagaimana frustrasi, konflik adalah pertentangan hambatan terhadap tercapainya suatu tujuan 

    Menurut Morgan dalam buku Lazarus (1961) bahwa konflik dua hal yang sama-sama diminati disebut approach-approach conflict. Semua yang bernilai positif dapat disebut konflik angguk-angguk, karena semuanya diingini, sehingga yang bersangkutan menjadi bingung. 

    Bila seseorang menghadapi suatu hal, tetapi mempunyai satu sisi sangat diminati dan sisi lainnya yang sangat tak disenangi disebut approach avoidance conflict. Dapat disebut konflik angguk-geleng, sehingga yang bersangkutan  juga bingung. 

    Hal yang positif akan dihambat oleh yang negatif. Kadang-kadang tidak hanya satu permasalahan yang dihadapi sehingga kebingungannya bertubi-tubi. 

    Selanjutnya bila menghadapi dua hal yang bernilai negatif. Dua hal yang kedua-duanya tidak diminati, tidak diingini, namun harus dihadapi, disebut avoidance-avoidance conflict. Karena semuanya bernilai negatif, dapat dikatakan pula konflik geleng-geleng, dan karena terlalu bingung maka cenderung melarikan diri (to leave the field).(Sundari, Siti. 2005. Kesehatan Mental dalam Kehidupan. Jakarta: PT Rineka Cipta)

  3. Tekanan  
    Tekanan berlaku apabila unsur-unsur yang mendesak atau menekan melebihi keupayaan kita untuk menanganiny. Tekanan yang sederhana boleh menjadi suatu bentuk dorongan yang kuat. Ia dapat menolong tubuh dan mind kita untuk bekerja dengan baik dan menyumbang kepada kesehatan mental. Cara kita menangani tekanan yang dihadapi amat penting dalam menentukan kesehatan mental dan fisikal. 

    Tekanan luar biasa yang berkepanjangan dan keterlaluan merupakan sesuatu yang merisaukan. Ia mempunyai kesan-lesan psikologi yang negatif dan memberi kesan buruk kepada jantung dan rangka otot. Hal ini akan membawa kepada beberapa penyakit seperti sakit perut, tekanan darah tinggi dan migran. (http://pmr.penerangan.gov.my/index.php/sosial/622-pengenalan.html)

  4. Kecemasan (Anxiety)
    Dalam kehidupan sekarang ini sering dikatakan "age of anxiety" abad kecemasan. Tetapi sepanjang sejarah kehidupan manusia terjadi kecemasan. Kecemasan, ketakutan adalah merupakan bagian dari kehidupan manusia. Kecemasan, dijelaskan oleh Abe Arkoff sebagai berikut: Anxiety as a state of arousal caused by threat to well-being.  

    Macam-macam kecemasan:
    1. Kecemasan karena merasa berdosa atau bersalah. Misalnya seseorang melakukan sesuatu yang bertentangan dengan hati nuraninya atau keyakinanny. Seorang pelajar/mahasiswa menyontek, pada waktu pengawas ujian lewat di depannya berkeringat dingin, takut diketahui.
    2. Kecemasan karena akibat melihat dan mengetahui bahaya yang mengancam dirinya. Misalnya kendaraan yang dinaiki remnya macet, menjadi cemas kalau terjadi tabrakan beruntun dan ia sebagai penyebabnya.
    3. Kecemasan dalam bentuk yang kurang jelas, apa yang ditakuti tidak seimbang, bahkan yang ditakuti itu hal/benda yang tidak berbahaya. Rasa takut sebenarnya suatu perbuatan yang biasa atau wajar kalau ada sesuatu yang ditakuti dan seimbang. Bila takut yang sangat, luar biasa dan tidak sesuai terhadap objek yang ditakuti seperti patologis yang disebut phobia. Phobia adalah rasa takut yang sangat atau berlebihan terhadap sesatu yang tidak diketahui lagi penyebabnya. (Sundari, Siti. 2005. Kesehatan Mental dalam Kehidupan. Jakarta: PT Rineka Cipta)


    Symptom Reducing Responses  terhadap Stres
Respon terhadapt stress berhubungan dengan mekanisme pertahanan diri (defence mechanism). Mekanisme Pertahanan ada yang bersifat positif dan ada pula yang negatif.
  1. Kompensasi :
    Kompensasi atau compensation dari kata compensate artinya mengganti kerugian, atau mengisi kekurangan. Bentuk kompensasi itu adalah: kompensasi langsung, kompensasi tidak langsung dan kompensasi berlebihan.
  2. Sublimasi : atau sublimation  dari kata sublimateartinya nmemperhalus atau memperindah. Dalam mekanisme pertahanan berarti menyalurkan dan memperhalus dorongan-dorongan yang bersifat egoistis, nafsu-nafsu animal dan dorongan-dorongan yang kurang sehat. Sehingga dapat diterima oleh masyarakat secara baik karena bermanfaat dan tidak bersifat mengganggu. Contohnya, seorang yang gagal dalam percintaan, mencurahkan kasih sayang untuk mengasuh anak-anak yatim piatu.
  3. Melamun : Day dreaming dari day dream artinya melamun atau merenung yang bersangkutan lari dari kenyataan menghindari probelm ke alam khayalan. Seolah-olah ia telah melakukan apa ang diinginkan itu, ia telah merasa mendapat sukses.
  4. Rasionalisasi : Rasionalitation atau rasionalisasi dari kata ratio atau akal, masuk akal. Rasionalisasi adalah mengisi kekurangan dengan menutup kesalahan/rintangan. Hal yang tidak masuk akal dengan alasan-alasan diubah menjadi masuk akal agar dapat memuaskan harga dirinya, serta diakui oleh masyarakat.
  5. Identifikasi : Identification atau identifikasi, pengertian indentifikasi hampir sama dengan menitu. Seseorang yang mengalami kegagalan meniru atau menyamakan dirinya dengan orang lain yang mencapai sukses.Bila orang lain mengalami sukses ia ikut merasakan seolah-olah ia yang mendapat sukses, hingga ia merasa puas dan bahagia. Kepuasan yang dicapai ini sebenarnya kepuasan semu.
  6. Proyeksi : Projection atau proyeksi, suatu usaha untuk memproyeksikan atau melemparkan kekurangan diri sendiri kepada orang lain. Jadi kesalahan atau kekurangan sendiri dipantulkan pada pihak lain.
  7. Represi: Repression atau represi, suatu usaha menghilangkan kekecewaan atau kekurangan dengan jalan melupakannya. Yaitu apa yang disadari itu dimasukkan ke dalam alam tak sadar, bahkan dapat pingsan dalam beberapa waktu.
  8. Regresi : Regression atau regresi artinya kembali ketingkat sebelumnya (mundur). Regresi adalah suatu usaha untuk menghilangkan kesusahan, kesukaran atau kekecewaan dengan jalan kembali ketingkat perkembangan sebelumnya, sebab pada masa perkembangan yang dialami mendapat kesukaran ia menangis, akhirnya segera diperhatikan dan dilayani oleh orang tuanya dan ia mendapat kepuasan.
  9. Pemindahan: Displacement atau pemindahan, suatu usaha untuk menghilangkan kesusahan. kekecewaan dengan jalan memindahkan pada objek lain.
  10. Dissosiasi : Dissociation atau disosialisasi. Suatu usaha untuk menghilangkan kesusahan atau kekecewaan dengan jalan melarikan diri dari hal-hal yang tidak menyenangkandengan cara yang tidak masuk akal.
  11. Fiksasi: Fixation atau fiksasi artinya pembatasan. Suatu usaha untuk menghilangkan kekecewaan dengan membatasi tingkah laku tertentu yang khas yang memberi keamanan
  12. Konversi: Conversion atau konversi, suatu usaha untuk menghilangan kekecewaan atau kegagalan-kegagalan dengan jalan mempersangat keadaan sakit.
  13. Isolasi: atau Isolation  adalah usaha menghilangkan perasaan yang mengikuti situasi menyakitkan. Misalnya karena kematian ibunya, rasa sedih dan penyesalan dikatakan, ibu telah bahagia di sana. Jadi situasi yang menyakitkan diisolasikan (Sundari, Siti. 2005. Kesehatan Mental dalam Kehidupan. Jakarta: PT. Rineka Cipta)

Pendekatan Problem Solving

Ada berbagai cara untuk mengatasi stres. Kalau akibat stres telah memengaruhi fisik dan bahkan menimbulkan penyakit tertentu, peranan obat/medikasi biasanya diperlukan. Namun obat itu sendiri kurang efektif untuk mengatasi stres dalam jangka panjang. Ada efek negatif bila menggunakan obat terus-menerus. Disamping obat tertentu membutuhkan biaya mahal, obat juga bisa mengakibatkan ketergantungan dan bahkan membuat orang tertentu kebal terhadap obat tertentu.

Beberapa teknik terapi telah dikembangkan dan dicobakan untuk mengatasi stres ini. Biofeedback adalah suatu teknik untuk mengetahui bagian-bagian tubuh mana yang terkena stres dan kemudian belajar untukmenguasainya. Teknik ini menggunakan serangkaian alat yang cukup rumit, gunanya sebagai feedback atau umpan balik terhadap bagian tubuh tertentu. Biofeedback agak kurang efektif untuk digunakan secara praktis. 

Seringkali istirahat dan melakukan olahraga yang teraturdisebut-sebut sebagai salah satu cara yang efektif untuk mencegah dan menyembuhkan stres. Memang cara hidup yang teratur membuat seseorang tidak mudah terkena stres. 

Relaksasi adalah teknik yang paling efektif untuk menyembuhkan stres. Ada berbagai teknik relaksasi, tetapi yang biasa digunakan adalah teknik relaksasi dengan mengendurkan otot-otot seluruh tubuh, kemudian pengendoran dilakukan pada bagian-bagian tubuh yang sering mengalami stres. Semakin lama berlatih teknik relaksasi, orang akan semakin peka dan semakin spontan untuk dapat merasakan bagian tubuh yang mana yang terkena stres dan semakin mudah untuk mengembalikan pada keadaan semula.  (Siswanto. 2007.Kesehatan Mental: Konsep, Cakupan, dan Perkembangannya. Yogyakarta: Penerbit ANDI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar